ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA KLIEN DENGAN
DEMAM BERDARAH DENGUE
1. Pengertian
Dengue haemoragic fever adalah suatu
penyakit yang disebabkan oleh virus
dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus
da masuk kedalam tubuh klien melalui gigitan nyamuk aedes aegypty ( betina ).
2. Manifestasi Klinis
- Demam tinggi selama 2 – 7 hari
- Perdarahan pada kulit ( petekie, ekimosis, hematoma ) dan ditempat lain seperti hematemesis, melena, epistaksis, dan hematuri
- Hepatomegali dan splenomegali
- Trombositopenia
- Hemokonsentrasi
- Renjatan / kejang
3. Derajat dengue haemoragic fever:
- Derajat I : Demam, uji tourniquet +
- Derajat II : Perdarahan sppontan dikulit dan ditempat yang lain
- Derajat III : Nadi naik turun, hipotensi, dingin pada akral
- Derajat IV : Renjatan hebat ( nadi tak teraba, tekanan darah tdk dpt diukur ( Dengue Syok Sindrom = DSS )
4.Asuhan keperawatan ( pengkajian )
Hasil
pengkajian yang dilakukan perawat terkumpul dalam bentuk data. Adapun metode
atau cara pengumpulan data yang dilakukan dalam pengkajian :
·
wawancara
·
pemeriksaan
fisik
·
observasi
atau pengamatan
·
catatan
atau status klien
·
kolaborasi
dengan tim kesehatan lain
data yang
dikumpulkan dapat dibagi menjadi 2 yaitu : data dasar dan data khusus
(
Carpenito, 1983 )
Data
dasar adalah data mengenai :
·
persepsi
klien tentang kesehatan; upaya yang biasa dilakukan untuk
mempertahankan
hidup sehat; alasan klien masuk RS (keluhan utama); factor pencetus dan lamanya
keluhan; timbulnya keluhan (mendadak atau bertahap); upaya yang dilakukan untuk
mengatasi keluhan
·
pola
nutrisi; frekwensi; jenis; pantangan; nafsu makan
·
pola
eliminasi : BAB dan BAK
·
pola
aktifitas dan latihan
·
pola tidur
dan istirahat
·
pola pikir;
persepsi; persepsi diri; mekanisme koping; system nilai-kepercayaan
·
pengkajian
fisik yang meliputi keadan umum klien; sakit (sedang, ringan, berat)
·
kesadaran;
komposmentis, apatis, somnolent,soporus,koma,refleks, sensibilitas , nilai
glosgow coma scale (GSC)
·
tanda-tanda
vital : suhu, TD, nadi, pernafasan
·
keadaan
kulit, kelenjar limfe, muka, kepala, mata, telinga, hidung, mulut dan leher,
rectum, alat kelamin dan anggota gerak
·
sirkulasi,
finger print, turgor,hidrasi
·
keadaan
dada : paru,jantung, abdomen
Data
khusus adalah data yang diambil berdasarkan kondisi
klien pada saat sekarang. Data Yang lebih spesifik mengenai peyakit klien yang
berupa data subyektif dan data obyektif
PENATALAKSAAN KLIEN
DENGAN DHF
Penderitan DHF
memerlukan perawatan yang serius dan bisa berakibat fatal atau kematian jika terlambat diatasi. Oleh sebab
itu klien seharusnya penderita dirawat di RS ( terutama klien DHF derajat
II,III,IV ).
Penatalaksanaan
penderita dengan DHF sebagai berikut :
- Tirah baring atau istirahat baring
- Diet makan lunak
- Minum banyak (2-2,5 lt/24 jam) dapat berupa susu, teh manis, sirop dan beri klien Oralit, pemberian cairan merupakan hal yang paling penting bagi klien DHF
- Pemberian cairan intravena ( RL atau NaCL faali)
- Monitor tanda-tanda vital tiap 3 jam
- Periksa Hb, Ht, dan trombosit tiap hari
- Pemberian antipiretik, antibiotik ( kolaborasi ) juga pemberian kompres dingin
- Monitor tanda-tanda perdarahan lebih lanjut, tanda-tanda dini renjatan, perubahan TTV, hasil laboratorium yang memburuk
- Bila timbul kejang dapat diberikan diazepam ( kolaborasi )
Pada
penatalaksanaan klien dengan DHF diperlukan tindakan-tindakan perawatan invasif
seperti pemasangan infuse, pengambilan darah vena dan arteri, kompres dingin,
uji tourniquet dan pemasangan NGT
1.
Pemasangan Infus
Tujuan pemasangan infuse adalah untuk pemberian cairan melalui
Intravena. Daerah pemasangan infuse yang
dianjurkan adalah vena sefalika,
vena mediana kubiti, vena mediana
antebrakial, vena radialis
Tindakan kewaspadaan yang perlu
diperhatikan pada klien dengan
pemasangan infuse adalah :
·
lakukan
tehnik aseptic pada saat pemasangan infuse
·
rawat
daerah pemasangan infuse setiap hari
·
ganti set
infuse setiap hari
·
observasi
tanda-tanda phlebitis dengan tingkat keparahan
2. Kompres
Dingin
Tujuan melakukan kompres dingin
adalah untuk mengatsi hipertermi (menurunkan suhu tubuh). Daerah pemberian
kompres yang disaranjan adalah pada kedua aksila dan kedua lipat paha.
Hal-hal yang perlu diperhatikan
sebelum melakukan kompres dingin :
·
berikan
penjelasan pada keluarga tentang proses penyakit dan demam yang dialami klien
·
anjurkan
keluarga untuk tidak memberikan selimut tebal pada klien
·
ukur suhu
klien setelah pemberian kompres dingin. Bila suhu lebih
dari 400C selain diberikan antipiretik juga berikan surface cooling
3.
Pengambilan darah vena
Tujuan
pengambilan darah vena adalah untuk pemeriksaan
kimia atau
hematology darah.
4.
Pengambilan darah artery
Tujuan
pengambilan darah artery adalah pemeriksaabn analisa gas darah
dengan menambahkan heparin didalam darah
yang akan diperiksa. Tempat
pengambilan darah artery yang disarankan
adalah A. radialis, A. brakialis,
A. dorsalis pedis, A. femoralis.
5. Pemasangan NGT
Pemasangan NGT ditujukan untuk
mengeluarkan caoran lambung pada
perdarahan saluran pencernaan atas
6. Uji
Tourniquet
Uji tourniquet dilakukan untuk
mengetahui adanya perdarahan pada
dibawah kulit. Hasilnya dikatakan positif
bila tampak adanya petekie atau
bintik-bintik merah dibawah kulit
Uji tourniquet dilakukan dengan terlebih
dahulu menentukan tekanan
darah , selanjutnya tekanan
ditetapkan antara sistolik dan diastolic pada alat
pengukuran yang dipasang diatas lengan; tekanan ini
diusahakan menetap
selama percobaan. Setelah
dilakukan tekanan selama 5 menit, perhatikan bintik-
bintik merah pada kulit dilengan
bawah bagian media pada sepertiga proksimal.
Uji ini dinyatakan positif
bila pada 7,85 cm didapat lebih dari 20 bintik-bintik
(WHO, 1975)
Diagnosa
keperawatan utama yang dapat ditemukan pada klien dengan DHF :
- Peningkatan suhu tubuh b/d proses penyakit
- Neri b/d proses penyakit patologis
- Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b/d mual,muntah, anoreksia
- Gangguan aktifitas b/d kondisi tubuh yang lemah
- Gangguan pola tidur b/d sakit kepala dan pegal-pegal seluruh tubuh
- Resiko terjadi perdarahan intraabdominal b/d trombositopenia
- Gangguan integritas jaringan b/d perdarahan akibat trombositopenia
- Resiko infeksi b/d tindakan invasive
- Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit, diet dan perawatan klien denganDHF b/d kurangnya informasi
- Syok: hipovolemik b/d peningkatan permeabilitas kapiler: perdarahan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar